Jika kau berkenan, ajaklah aku ke tempat dimana kau menangis menjatuhkan air mata, aku ingin menemani saat-saat engkau mengakui kelemahanmu sebagai manusia, saat kau lelah, saat dimana kau patah hati oleh kejamnya dunia.
Percayalah, Aku lebih suka berada disana, menawarkanmu pundak dan telinga, menemanimu hingga reda. Aku tak mau, menyaksikanmu susah payah berpura-pura tegar, tak ingin ku biarkan kau berjalan sendirian, kekasih.
Barangkali, saat itulah arti hadiranku dapat kau tahu; saat dimana kau membutuhkan tempat untuk bercerita, meluapkan semua amarah dan duka lara. Mungkin saat itu juga aku mampu meyakinkan kepadamu; bahwa aku akan selalu ada dan mencintaimu tidak hanya saat engkau bersuka cita, tapi juga saat kau berduka dan nelangsa.
Kontributor: Hariman
Posting Komentar
Posting Komentar