Apa yang kamu ketahui tentang Narsis?
Orang-orang hari ini terkadang kehilangan definisi tentang beberapa hal secara pengartian, sehingga kadang dalam interaksi masyarakat kebanyakan narsis diartikan sebagai satu aktivitas; intensitas banyak berfoto selfi, sering mengunggah mengunggah gambarnya disebutlah narsis. Apakah demikian?
Narsis, Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (versi bahasa Latin: Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.
Secara kejiwaan narsisme adalah satu perasaan mencintai diri sendiri. Narsisme atau kerap disingkat narsis, menggambarkan bahwa seseorang dengan kondisi tersebut begitu mencintai dirinya sendiri. Pengidap narsisme mengagumi diri sendiri secara berlebihan, bersikap egois secara ekstrem, dan memandang dirinya lebih dibanding siapa pun di dunia ini.
Dalam satu kerumunan atau interaksi sosial seseorang yang telah terpengaruh penyakit mental Narsis, cenderung merasa bahwa dirinya paling penting dari siapapun merasa dirinyalah paling berharga daripada rekannya, satu kecenderungan semacam ini dapat tercipta karena konstruksi-kontruksi kepribadian yang berlebihan.
Narsis ditandai oleh satu sifat egoisme. orang-orang yang narsis tidak pernah menemukan celah dalam dirinya sendiri untuk dapat berprilaku solid dengan siapapun, tidak hanya itu, secara emosional mereka tidak mempunyai kepekaan terhadap lingkungan, hilangnya rasa empati atau kepedulian adalah buah dari sifat narsis.
Arogansi.
Memiliki kebutuhan untuk selalu dipuji atau dikagumi, Merasa istimewa adalah satu arogansi yang ada pada jiwa seseorang narsis, orang yang narsis terkadang memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keinginannya, jelas ini adalah satu sikap arogansi yang hanya akan membuat dirinya terancam dan tak berguna bagi siapapun. Narsisme adalah Delusi, Halusinasi pembentukan satu pikiran yang merasa dirinya lebih penting dari siapapun merasa satu kedudukan yang lebih baik dari lingkungannya.
Karakter yang lemah.
Pada dasarnya Manusia narsis adalah manusia yang malang, lemah namun memiliki tingkat halusinasi yang melangit, mereka anti terhadap kritikan, sedihnya ketika mereka mendapat satu kritikan mereka akan merasakan suatu kehancuran yang sangat besar secara emosi karena ketidakmampuan mereka untuk menerima kenyataan dan tentunya karena sikap narsis adalah sikap yang tak bisa menerima hidup apa adanya.
Mengontrol Narsisme.
Untuk menjauhkan diri dari sifat narsis yang menyedihkan itu, seseorang harus;
- Memiliki kesadaran akan dirinya sendiri, ia harus menyadari bahwa tak ada satupun manusia yang sempurna, dan setiap makhluk memiliki kekurangan tersendiri.
- Menyadari peranan sosial, Menurut Anwar;Adi "Manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan mahkluk lainnya, Walau sejatinya manusia melakukan segala sesuatu adalah untuk dirinya sendiri, dari sebagian cara adalah dengan membutuhkan untuk melakukan bersama dengan yang lainnya"
Itu Artinya; Seseorang harus menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari sosial yang tak pernah bisa melakukan sesuatu sendirian, manusia memiliki kebutuhan akan peranan orang lain dalam hidupnya.
Bagaimanapun secara alamiah sikap narsis ada dalam diri siapapun, maka untuk menaklukannya seseorang harus memiliki kesadaran akan bahaya dari sikap narsis ini.
Seseorang mesti mengatahui bahwa, Kebahagiaan tertinggi manusia adalah kebaikan, kerjasama, saling menguatkan, melengkapi kekurangan satu sama lain, saling
mengasihi, saling berkorban dan saling lainnya yang tak berpusat pada satu orang.
Kontributor: Hariman
Posting Komentar
Posting Komentar