Baju Baru, Jiwa Baru

Posting Komentar
Semangat di bulan suci Ramadhan nampak dalam kemeriahan-kemeriahan sosial masyarakat yang hadir sebagai penanda identik tersendiri di bulan suci ini, banyak kegiatan sosial yang terjadi, mulai dari kepedulian terhadap sesama lewat kegiatan saling berbagi makanan, minuman setelah berbuka puasa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dan individu tertentu dalam menyebarkan kebaikan di bulan yang baik ini. Tentu saja ramadhan dapat menjadi momen tersendiri bagi kemanusiaan, saling menahan diri, saling meruntuhkan ego,saling berbagi dan saling mencintai.

Setelah memasuki akhir-akhir hari ramadhan ada suatu tradisi yang tidak pernah Alfa setiap tahunnya. adalah ketika Orang-orang pergi ke kota, ke toko-toko dan tempat penjualan, ke pusat pembelanjaan untuk membeli sesuatu yang baru, contohnya Pakaian.

Pakaian baru menjadi kewajiban pertama untuk dibeli oleh masyarakat, tak tahu pasti kapan awal mula tradisi ini terjadi di lingkungan sosial masyarakat khususnya Indonesia. Ini menandakan satu fenomena pada status sosial yang hadir di masyarakat.

Pakaian dijadikan simbol yang menggambarkan suatu esensi dan substansi diri. Keyakinan pada kebaruan atau suci saat setelah melewati satu bulan penuh berpuasa tergambarkan pada pakaian baru dan bersih yang dikenakan di hari lebaran.

Ada satu hal optimistik diri yang meyakini bahwa setelah melewati Ramadhan dan masuk pada 1 Syawal semua orang kembali suci dan Fitri, lalu pemahaman ini ditandakan pada barang-barang baru sebagai satu simbol jiwa yang baru, baru yang berarti bersih, suci juga menandakan status sosial, sehingga orang-orang berbondong-bondong membeli pakaian baru, yakni untuk menyimbolkan kebaruan yang ada dalam dirinya sendiri.

Kemeriahan untuk membeli barang-barang baru juga dirayakan produsen kapitalis, produksi ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan pasti menjadi satu momen keuntungan besar bagi mereka sebagai produsen.

Tak hanya itu, keyakinan akan kebaruan, terjadi saat lebaran adalah karena semua orang muslim berkewajiban untuk saling memaafkan satu sama lain, bermaafan kepada keluarga, tetangga dan sanak saudara dikampung dan di kota. Saling memaafkan dari segala bentuk salah dan dosa yang pernah dilakukannya baik disengaja atau tidak, pada interaksi sosial tiap hari, yang sebelumnya terjadi. Sehingga diyakini setelah saling memaafkan semua orang jiwa kembali bersih dan suci.

Bagaimanapun kemeriahan di bulan ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri adalah tradisi yang takkan pernah pergi, semua orang merindukan kebaruan, semua orang ingin terlahir kembali sebagai jiwa serta hati yang bersih dan suci.

Disamping itu secara humanis manusia selalu membutuhkan simbol-simbol untuk mengekspresikan jiwanya.

"Baju yang baru menandakan Jiwa yang baru"

Kontributor: Hariman
Maefta Saefudin
CEO and Founder of Ruangdasar.com

Related Posts

Posting Komentar