Hampir setiap masalah menemukan solusi dan penyelesaian, tapi tidak dengan kematian, karena kematian bukanlah masalah melainkan hukum. Setiap yang hidup akan mati bagaimana pun jalanya, itulah hukumnya.
Sains atau medis tidak dapat menemukan alat untuk meregenerasi sel agar manusia dapat memiliki tubuh yang selalu sehat untuk menghindari kematian, sains seakan telah menolak hukum bukan menyelesaikan masalah, karena memang takkan ada obat untuk kematian.
Penyakit adalah masalah, sedangkan kematian adalah hukum. Dalam etika yang baik seseorang yang berobat ia mengerti bahwa ikhtiarnya adalah usaha untuk menyelesaikan masalah, bukan untuk menolak kematian. Tak ada yang dapat di pastikan, sesakit apapun ia bisa sembuh dengan solusi, dan sesehat apapun ia akan mati pada akhirnya karena hukum atau takdirnya.
Jika kita kembali berekreasi ke masa lampau, Isa adalah tabib yang mampu membuat mata orang buta menjadi melihat, orang mati menjadi hidup kembali, bahkan jauh sebelum medis dan sains maju seperti hari ini.
Hanya dengan sabar seorang Ayub dapat menaklukan berbagai macam penyakitnya ia tidak mati, karena apa?
"Karena belum pada hukumnya (takdirnya)"
Pada akhirnya kita akan mengetahui bahwa ada kekuasaan lain yang memelihara dan merawat manusia saat ilmu apapun tak mampu menyelesaikannya, apa itu? Ya. Jawabannya adalah "Kemahakuasaan Tuhan"
Kemesraan dengan Tuhan adalah cara melampaui penyakit dan kematian.
Berbahagialah mereka yang kuat bersama rasa sakit dan tak pernah takut kematian.
Berbahagialah mereka yang kuat bersama rasa sakit dan tak pernah takut kematian.
Kontributor: Hariman
Posting Komentar
Posting Komentar